Sejarah Kota Tua Jakarta

Sejarah Kota Tua

Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada tahun 1526, dimana Fatahillah ditugaskan oleh Kesultanan Demak untuk menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Padjajaran. Setelah berhasil di rebut oleh Kesultanan Demak, akhirnya pelabuhan ini berganti namanya menjadi Jayakarta. Kemudian sekitar tahun 1619, pasukan VOC yang komandoi Jan Pieterzoon Coen, menghancurkan Jayakarta dan namanya pun berganti kembali menjadi Batavia.

Belanda memulai monopoli perdagangan rempah antarbenua pada 1602. Untuk menjamin kelangsungan dan kelancaran usahanya, Belanda mendirikan Perusahaan India Timur Belanda sebagai agen kolonial resmi. Perusahaan ini berdiri di Kota Tua yang di kenal sebagai Perusahaan India Timur Belanda yang sangat kuat.
Jadi, jangan heran jika menemukan banyak rumah maupun gedung perkantoran yang memiliki gaya kolonial di Kota Tua. Seperti yang kamu temukan di Museum Fatahillah, Museum Bank Indonesia, atau Museum Wayang.

Bangunan-bangunan bergaya kolonial dengan dominasi warna putih, hitam, dan hijau tua menghiasi kawasan tersebut. Gedung-gedung berpilar besar menjulang tinggi, lengkap dengan jendela berukuran besar berdiri tegap seakan merayu para pengunjung untuk singgah sejenak.

Tahun 1972, Gubernur Jakarta, Ali Sadikin, mengeluarkan dekret yang resmi menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan. Keputusan gubernur ini bertujuan untuk melindungi sejarah arsitektur kota — atau setidaknya bangunan yang masih tersisa di sana.

Meski dekret Gubernur dikeluarkan, Kota Tua tetap terabaikan. Banyak warga yang menyambut hangat dekret ini, tetapi tidak banyak yang terjadi untuk melindungi warisan era kolonial Belanda. Bagi penduduk Jakarta, Kota Tua bukan kawasan wisata baru dan asing. Kota Tua sudah menjadi bagian dari sejarah Jakarta sejak lama.

Kota Tua Jakarta di masa lalu bukanlah kawasan yang sama persis seperti yang kamu lihat kini. Dalam pengembangan daerah Jakarta, beberapa bangunan atau tempat yang berada di daerah kota Tua Jakarta di hancurkan dengan alasan tertentu.

Beberapa tempat tersebut adalah:
  • Benteng Batavia di hancurkan antara 1890–1910, beberapa material di gunakan untuk pembangunan Istana Daendels (sekarang Departemen Keuangan Nasional)
  • Gerbang Amsterdam (lokasinya berada dipertigaan Jalan Cengkih, Jalan Tongkol dan Jalan Nelayan Timur. Di hancurkan untuk memperlebar akses jalan) di hancurkan pada tahun 1950an untuk pelebaran jalan.
  • Jalur Trem Batavia (Jalur ini pernah ada di kota Batavia, tetapi sekarang sudah di timbun dengan aspal. Karena Presiden Soekarno menganggap Trem Batavia yang membuat macet)

Beberapa bangunan berada dalam kondisi mengenaskan kebanyakan akibat kepemilikan bangunan yang tidak jelas.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

situs sbobet

judi dadu besar kecil

slot pulsa

idn poker

rtp slot

slot vietnam

sbobet88

slot garansi kekalahan

poker

dana slot